untuk kawan-kawan ini yang bingung untuk membuat makalah tentang barang tambang mineral non logam. disini sudah ada, silahkan dilihat.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
berkat rahmat dan hidayah Allah SWT., akhirnya saya dapat menyelsaikan tugas
makalah yg dIberikan oleh bapak guru , adapun materi yang kami tulis
ialah tentang BARANG TAMBANG MINERAL NON LOGAM
Saya
pun menyadari bahwa sebagai manusia memiliki keterbatasan, tentu hasil kerja
saya ini tidak mungkin luput dari kekurangan. Dengan semangat amar makruf dan
upaya saya senantiasa pemikiran anda sebagai kontribusi sehingga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah meridai hasil kerja saya. Amin ya
rabbal ‘alamin.
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL……………………………………………………………… i
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………….. ii
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………. iii
BAB 1.
PENDAHULUAN…………………………………………………………………
1.1
Latar Belakang
Masalah………………………………………………………
1.2
Rumusan Masalah………………..……………………………………………
1.3
Tujuan Penulisan…………………………..………………………………….
1.4
Manfaat Penulisan…………………………………………………………….
BAB 2.
PEMBAHASAN
MASALAH………………………………………………………
2.1 Jenis-jenis
dari mineral non logam ………………………………..………….
2.2 Perkembangan
dan Prospek Bahan Galian Nonlogam………………………..
2.3 Penggolongan
bahan galian di Indonesia ………………………..…………..
BAB
3.
PENUTUP…………………………………………………………………………...
3.1
Simpulan ……………………………………………………………………..
3.2
Saran……………………………………………………………………….....
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mineral
merupakan suatu bahan alam yang mempunyai sifat-sifat fisis dan kimia tetap dapat
berupa unsur tunggal atau persenyawaan kimia yang tetap, pada umumnya
anorganik, homogen, dapat berupa gas, padat, dan cair. Proses pembentukan
mineral ini harus berasal dari alam, bukan dari hasil laboratorium, misalnya di
alam zat dengan komposisi SiO2 adalah mineral kuasa sedangkan apabila dibuat
secara kimia, maka namanya adalah Silisium dioksida. Mineral bukan logam
(gangue) merupakan bagian dari asosiasi mineral yang membentuk batuan dan bukan
mineral bijih didalam suatu jebakan. Mineral bukan logam yang terbentuk
biasanya berasosiasi dengan mineral lain, yang kemudian disebut dengan endapan
mineral bukan logam. Beberapa jenis mineral bukan logam diantaranya adalah
Gipsum, Bentonit, Zeolit, kalsit, Dolomit, Zeolit, dan lain-lain. Endapan
mineral bukan logam erat kaitannya dengan penggolongan bahan galian yang
didasarkan pada nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara,
Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (genesa), Penggunaan bahan galian
bagi industri, Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak, Pemberian
kesempatan pengembangan pengusaha, Penyebaran pembangunan di Daerah. Jadi
yang termasuk golongan endapan mineral non logam adalah material-material
berupa padat, cairan atau gas. Material-material tersebut bisa berbentuk mineral,
batuan, persenyawaan hidrokarbon atau berupa endapan garam. Contoh endapan ini
adalah mika, batuan granit, batubara, minyak dan gas bumi, halit dan lain-lain.
Penambangan Mineral bukan logam (non-logam) seperti zeolit, bentonit, gypsum
dan sebagainya kurang diperhatikan dan diminati oleh beberapa investor
pertambangan dibandingkan dengan penambangan golongan mineral logam
seperti emas, perak, besi dan tembaga. Hal tersebut dikarenakan kurang adanya
publikasi yang jelas akan manfaat dari mineral bukan logam tersebut, dan jika
ditelaah lebih jauh banyak para ahli yang menganggap remeh akan kegunaan
dari mineral bukan logam. Menindaklanjuti hal tersebut, kelompok kami akan
melalukan suatu penjelasan mengenai mineral bukan logam dari segi keterdapatannya
dialam, kegunnaannya, genesanya, serta penyebarannya.
1.1 Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian diatas latar belakang
masalah seperti diatas, maka dalam penulisan makalah ini, penulis mengambil
beberapa pokok permasalahan sebagai berikut:
1.
Apa jenis dari mineral non logam?
2.
Apa manfaat dari mineral non logam?
3.
Daerah mana yang terdapat mineral non logam?
1.2 Tujuan
Penulisan
Dalam makalah ini penulis mempunyai beberapa
tujuan yang hendak dicapai yaitu:
1. Mengetahui
jenis-jenis dari barang tambang mineral non logam
2. Mengetahui
manfaat dan kegunaan yang terdapat dari mineral non logam
3. Mengetahui
daerah yang memiliki barang tambang mineral non logam
4. Mengetahui
perkembangan galian non logam di indonesia
1.3 Manfaat
Penulisan
Setelah penulis merumuskan masalah,
penulis dapat menemukan tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini.
Adapun manfaatnya adalah:
1.
Memahami barang tambang mineral.
2.
Memahami manfaat dan kegunaannya.
3.
Mengetahui perkembangan barang tambang
di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
MASALAH
2.1 Jenis-jenis Mineral Nonlogam
Mineral
bukan logam dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu bahan galian bangunan,
bahan galian mineral industri, bahan galian mineral keramik, dan bahan galian
batu permata.
1.
Bahan galian bangunan meliputi andesit,
granit, marmer, onik, batu apung, pasir dan batu, batu bara, serta aspal.
Andesit banyak ditemukan di Sumatra Barat, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Marmer
banyak ditemukan di Sumatra Barat, Lampung, dan Jawa Timur. Batu apung banyak
ditemukan di Kalimantan Barat dan P. Lombok. Pasir banyak ditemukan di Jawa
Barat dan Jawa Tengah.
Granit
adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan.
Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan kaku dan kedap air oleh karena itu
banyak digunakan sebagai batuan untuk konstruksi .Dalam bidang industri dan
rekayasa, granit banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam berbagai pengukuran.
Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik
dengan komposisi antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan
subduksi tektonik. Batu andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan candi
dan piramida nisan kuburan orang Tionghoa, cobek.
Marmer
atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batu
gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen
menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai
foliasi mapun non foliasi dan biasanya digunakan untuk hiasan. Pasir besi
adalah pasir yang komposisinya didominasi oleh unsur besi yang berasal dari
pelapukan batuan yang kaya unsur besi berasal dari batuan gunung api yang
bersifat basa. Ciri utama dari pasir besi ini berwarna hitam dan umumnya
diendapkan disekitar pantai. Kegunaan pasir besi antara lain untuk campuran
dalam industri semen. Batu
bara berasal dari tumbuh- tumbuhan yang tertimbun dalam tanah selama ratusan
bahkan ribuan tahun.Awalnya batu bara menjadi gambut kemudian berangsur-angsur
menjadi lignit, bituminous dan antrasit akibat pembebanan yang terus menerus
atau terpengaruh oleh suhu magma yang ada di sekitarnya. Kegunaan batu bara
adalah sebagai sumber energi.
2. Bahan galian mineral industri
meliputi bentonit, barit, diatome, dolomit, magnesit, fosfat, belerang, batu
gamping, talk, dan zeolit. Magnesit banyak ditemukan di Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, Papua, dan P. Flores. Belerang banyak ditemukan Sumatra
Utara, Jawa Barat, Jawa timur, dan Sulawesi Utara. Batu gamping banyak
ditemukan di Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, P. Jawa, P. Sumba dan
Sumbawa, P. Timor, dan Papua.
Batuan
fospat terdiri dari mineral fospat yang kristal- kristalnya tidak
terlihat,mengandung trikalsium, fospat dan air, sedikit kalsium karbonat.
Fospat berwarna putih, abu-abu, coklat dan hitam. Batuan fospat ini digunakan
sebagai bahan baku pembuatan pupuk ,korek api, industri besi baja ,deterjen,
asam fospat dan industri kimia lainnya. Magnesit adalah sejenis batuan ultra
basa yang dibentuk dari hasil ubahan dunit, periditi yang telah lapuk mudah digali.
Berwarna putih, Berkilap seperti kaca,dan tembus cahaya ke transparan hanya di
kristal yang individu.
3.
Bahan
galian mineral keramik meliputi pasir kuarsa, bond clay, perlif, dan kaolin.
Pasir kuarsa banyak ditemukan di Jawa Timur, Kalimantan Barat, Riau, P. Bangka,
dan Papua. Perlif banyak ditemukan di P. Sumbawa dan Lampung. Kaolin banyak
ditemukan di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.
Kaolin
merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan kandungan besi
yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak keabuan. Proses pembentukan
kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses pelapukan dan proses
hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik. Digunakan untuk bahan tekstil
dan keramik.
4. Bahan galian batu permata meliputi
intan yang banyak ditemukan di Riau, safir di Kalimantan Timur dan Kalimantan
Tengah, giok di Aceh, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, dan P. Halmahera, serta
granit banyak ditemukan di Sumatra Barat dan Kalimantan Barat.
Intan
adalah mineral yang secara kimia merupakan bentuk kristal, atau alotrop, dari
karbon Intan terkenal karena memiliki sifat-sifat fisika yang istimewa,
terutama faktor kekerasannya dan kemampuannya mendispersikan cahaya.
Sifat-sifat ini yang membuat intan digunakan dalam perhiasan dan berbagai
penerapan di dalam dunia industry.
2.2
Perkembangan
dan Prospek Bahan Galian Nonlogam
Indonesia memiliki potensi dan cadangan
bahan galian nonlogam cukup besar yang menyebar hampir merata di seluruh
wilayah, antara lain gamping dengan cadangan terbesar, sekitar 12,75 miliar
ton, granit 10,69 miliar ton, marmer 7,15 miliar ton, pasir kuarsa 4,48 miliar
ton, dolomit 1,19 miliar ton, dan kaolin 723,56 juta ton. Sedangkan yang lain
rata-rata di bawah 500 juta ton. Selama tahun 2007 tercatat produksi gamping
79,99 juta ton, granit 8,15 juta ton, pasir kuarsa 3,02 juta ton, kaolin 407,72
ribu ton, bentonit 160, 48 ribu ton, dolomit 201,13 ribu ton, fosfat 154,09
ribu ton, felspar 34,02 ribu ton, dan marmer 68,77 ribu ton. Pendukung lainnya
adalah ketersediaan sumber daya manusia di sektor pertambangan BGI yang banyak,
dan industri pemakai di dalam negeri yang sangat besar. Dengan indikator
tersebut seharusnya pengusahaan di sektor ini dapat berkembang dengan baik
sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi bangsa dan negara.
Antara
tahun 2003-2007 tingkat pertumbuhan impor bahan galian nonlogam Indonesia masih
tinggi, kinerja sektor bahan galian nonlogam masih konvensional dengan nilai
tambah yang rendah; industri pertambangan bahan galian nonlogam masih terbatas
pada kegiatan penambangan murni, kurangnya investasi/modal di sektor bahan
galian nonlogam, belum berkembangnya teknologi pemrosesan sehingga sulit
bersaing dengan produk impor, kurangnya promosi dari para pengusaha bahan
galian nonlogam mengenai produknya, pengusaha sektor bahan galian nonlogam
masih kategori pengusaha kecil; lemahnya kemampuan sumber daya manusia di
sektor bahan galian nonlogam dukungan lembaga perbankan yang minim, sifat
potensi bahan galian nonlogam yang menyebar, konsumen dalam negeri yang lebih
senang menggunakan bahan galian nonlogam impor, penerapan aturan yang belum
baik, dan banyaknya usaha bahan galian nonlogam ilegal. Berbagai persoalan
tersebut menunjukkan pengelolaan di sektor pengusahaan bahan galian nonlogam
Indonesia belum maksimal, sehingga sampai saat ini sektor tersebut belum
memberikan manfaat dan kesejahteraan yang optimal bagi bangsa dan negara. Untuk
mengatasi persoalan tersebut, pemerintah, pengusaha, dan para investor di
sektor industri bahan galian nonlogam diharapkan mengambil suatu kebijakan
secara integralistik dan komprehensif agar sektor bahan galian nonlogam dapat
berkembang, tangguh, sehingga dapat memberikan peran optimal bagi perekonomian
nasional, seperti keiikutsertaan dalam pameran dagang internasional; peran
dukungan perbankan; kerjasama dengan lembaga Penelitian dan Pengembangan sektor
pertambangan, meningkatkan inventarisasi dan evaluasi potensi yang sudah ada;
kebijakan dan regulasi untuk mempermudah dan menarik investor; mengatur mekanisme
pasar bahan galian nonlogam agar sektor ini dapat berkembang; membuka
perwakilan dagang di luar negeri; secepatnya mengimplementasikan UU Minerba No.
4/2009; mengembangkan keahlian aparat di daerah; meningkatkan kemampuan
teknologi proses dan mensosialisasikan kepada konsumen dalam negeri mengenai
pentingnya pemakaian bahan baku dalam negeri.
2.3
Penggolongan
bahan galian di Indonesia
Bahan galian menurut pemanfaatannya
dikelompokkan atas tiga golongan :
- Bahan
galian Logam / Bijih (Ore); merupakan bahan galian yang bila dioleh dengan
teknologi tertentu akan dapat diambil dan dimanfaatkan logamnya, seperti
timah, besi, tembaga, nikel, emas, perak, seng, dll
- Bahan
galian Energi; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk energi,
misalnya batubara dan minyak bumi.
- Bahan
galian Industri; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk industri,
seperti asbes, aspal, bentonit, batugamping, dolomit, diatomae, gipsum,
halit, talk, kaolin, zeolit.
Di Indonesia, penggolongan bahan galian dapat dilihat dalam Undang-Undang
No 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan. Dalam UU
ini, bahan galian dibagi atas tiga golongan :
- golongan
bahan galian strategis (Golongan A)
- golongan
bahan galian vital (Golongan B)
- golongan
bahan galian yang tidak termasuk dalam Golongan A atau B.
Penggolongan bahan-bahan galian didasari pada :
- Nilai
strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara;
- Terdapatnya
sesuatu bahan galian dalam alam (genese);
- Penggunaan
bahan galian bagi industri;
- Pengaruhnya
terhadap kehidupan rakyat banyak;
- Pemberian
kesempatan pengembangan pengusaha;
- Penyebaran
pembangunan di Daerah
Selanjutnya UU 11/1967 ini
ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Tentang Penggolongan Bahan Galian
(PP No 27/1980), yang menyatakan sebagai berikut:
A. Golongan bahan galian yang strategis adalah:
- minyak
bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam;
- bitumen
padat, aspal;
- antrasit,
batubara, batubara muda;
- uranium,
radium, thorium dan bahan-bahan galian radioaktip lainnya;
- nikel,
kobalt;
- timah
B. Golongan bahan galian yang vital
adalah:
- besi,
mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan;
- bauksit,
tembaga, timbal, seng;
- emas,
platina, perak, air raksa, intan;
- arsin,
antimon, bismut;
- yttrium,
rhutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya;
- berillium,
korundum, zirkon, kristal kwarsa;
- kriolit,
fluorpar, barit;
- yodium,
brom, khlor, belerang;
C.
Golongan bahan galian yang tidak
termasuk golongan A atau B adalah:
- nitrat-nitrat,
pospat-pospat, garam batu (halite);
- asbes,
talk, mika, grafit, magnesit;
- yarosit,
leusit, tawas (alum), oker;
- batu
permata, batu setengah permata;
- pasir
kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit;
- batu
apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth);
- marmer,
batu tulis;
- batu
kapur, dolomit, kalsit;
- granit,
andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak mengandung
unsur-unsur mineral golongan a amupun golongan b dalam jumlah yang berarti
ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Mineral bukan logam dikelompokkan menjadi
empat golongan, yaitu bahan galian bangunan, bahan galian mineral industri,
bahan galian mineral keramik, dan bahan galian batu permata.
1.
Bahan
galian bangunan meliputi andesit, granit, marmer, onik, batu apung, pasir dan
batu, batu bara, serta aspal.
2.
Bahan
galian mineral industri meliputi bentonit, barit, diatome, dolomit, magnesit,
fosfat, belerang, batu gamping, talk, dan zeolit
3.
Bahan
galian mineral keramik meliputi pasir kuarsa, bond clay, perlif, dan kaolin.
4.
Bahan
galian batu permata meliputi intan
Indonesia memiliki potensi dan cadangan
bahan galian nonlogam cukup besar yang menyebar hampir merata di seluruh
wilayah, antara lain gamping dengan cadangan terbesar, sekitar 12,75 miliar
ton, granit 10,69 miliar ton, marmer 7,15 miliar ton, pasir kuarsa 4,48 miliar
ton, dolomit 1,19 miliar ton, dan kaolin 723,56 juta ton. Sedangkan yang lain
rata-rata di bawah 500 juta ton. Selama tahun 2007 tercatat produksi gamping
79,99 juta ton, granit 8,15 juta ton, pasir kuarsa 3,02 juta ton, kaolin 407,72
ribu ton, bentonit 160, 48 ribu ton, dolomit 201,13 ribu ton, fosfat 154,09
ribu ton, felspar 34,02 ribu ton, dan marmer 68,77 ribu ton.
3.2 Saran
Agar kita paham
tentang sumber daya alam yang kita miliki apalagi tentang barang tambang
mineral non logam dan kita akan lebih tahu manfaat yang terdapat dari barang
tambang mineral non logam. Kita juga harus memperhatikan barang tambang mineral
non logam yang ada di Negara kita. Jangan sapmpai kekayaan yang ada habis.